Gelombang Bunyi atau Suara

 

MAKALAH FISIKA UNTUK BIOLOGI

“Gelombang Suara pada Alat Phacoemulsification terhadap Katarak”

Disusun untuk Memenuhi Tugas pada Mata Kuliah Fisika untuk Biologi


Dosen Pembimbing : Dr. Parno M. Si

Vedawati Prameswari (210342606027)

 

 

 

S1 BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

2021/2022


KATA PENGANTAR

            Puji syukur dipanjatkan kepada kehadirat Tuhan yang Esa, karena dengan rahmat dan hidayahnya pembuatan makalah yang bejudul “Fenomena Fotosintesis pada Energi Potensial” ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Makalah ini disusun untuk menjelaskan fenomena fotosintesis serta penerapan teknologi yang ada didalamnya. Hal ini berguna untuk pengetahuan masyarakat luas dan para pelajar khususnya dalam bidang biologi.

Makalah ini dapat saya selesaikan tepat waktu karena adanya kerjasama yang baik antara dosen dan teman – teman sekali. Untuk itu izinkan saya mengucapkan banyak terimakasih untuk semua dukungan dan kerjasama yang diberikan pada dosen pembimbing dan rekan – rekan sekalian. Makalah ini saya susun untuk pemenuhan tugas pada mata kuliah fisika untuk biologi pada prodi S1 Biologi.

Saya banyak menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih ada kekurangannya. Untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak baik dari dosen pembimbing ataupun teman – teman sekalian. Agar dalam pembuatan makalah selanjutnya, saya dapat menyusun dengan baik di kedepannya. Akhir penulisan makalah ini saya berharap bahwa makalah yang saya sajikan dapat dimengerti dan dipahami oleh rekan – rekan sekalin.

 

Sidoarjo, 17 Oktober 2021

                                                                                                        Penulis

 

 

                                                                                                        Vedawati Prameswari


 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................3

BAB I........................................................................................................................4

1.1  Latar Belakang..............................................................................................4

1.2  Rumusan Masalah..........................................................................................4

1.3  Tujuan...........................................................................................................4

BAB II.......................................................................................................................5

A.    Pengertian.....................................................................................................5

B.     Permasalahan Kontekstual dalam bidang biologi............................................5

C.     Solusi Penyelesaian.......................................................................................6

D.    Desain Miniatur Teknologi Penyelesaian..........................................................6

BAB III.......................................................................................................................8

3.1  Kesimpulan.....................................................................................................8

3.2  Saran..............................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................9


 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Seperti yang kita tahu bahwa ilmu sains merupakan ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup dan habitatnya. Selain itu sains juga diartikan sebagai ilmu pengertahuan yang mana dipelajari manusia yang diperoleh dari kegiatan seperti pengamatan dan penelitian untuk mengetahui teori yang disepakati. Sementara sains menurut UU No. 2 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) merupakan salah satu pelajaran yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kegiatan manusia. Dalam UU dijelaskan bahwa sains diberikan pada jenjang pendidikan yang terdapat di Indonesia baik negeri ataupun swasta.

Jadi dapat disimpulkan bahwa sains merupakan ilmu pengetahuan yang dipelajari oleh manusia yang mana pengetahuannya didapat dari proses pembelajar dan pembutian/penelitian. Untuk itu pada teori sains ini terus berkembang sampai sekarang, yang mana tidak memungkinkan ada teori baru yang mematahkan teori sains lama. Sehingga dapat dikatakan ilmu sains ini bersifat dinamis dan mengikuti perkembangan zaman.

Sains menurut para ahli :

·         Menurut Hardy dan Fleer pengertian sains dibedakan menjadi 4 fungsi, yang mana berarti sains sebagai kumpulan pengetahuan, sains sebagai suatu proses, sains sebagai kumpulan nilai dan sains sebagai suatu cara mengenal dunia.

·         Menurut Wigner sains merupakan gudang untuk menyimpan pengetahuan tentang berbagai gejala alam, yang mana mencakup pengetahuan dunia alamiah yang diperoleh dari berbagai interaksi indra dengan dunia tersebut.

·         Menurut Romano Harre menyatakan bahwa sains merupakan kumpulan teori yang telah diuji kebenarannya serta menjelaskan pola dan keteraturan ataupun ketidakteraturan gejala yang sedang diamati.

Jadi dapat disimpulkan bahwa sains merupakan ilmu pengetahuan yang dipelajari oleh manusia yang mana pengetahuannya didapat dari proses pembelajar dan pembutian/penelitian. Teori sains ini terus berkembang, sehingga tidak mungkin ada teori – teori baru yang mematahkan teori lama. Sehingga dapat dikatakan ilmu sains ini bersifat dinamis dan mengikuti perkembangan zaman.

 Sedangkan pengertian gelombang bunyi atau suara adalah gelombang longitudinal yang arah rambatnya sama sepert arah geraknya. Gelombang bunyi dapat merambat dengan cara merapatkan dan merenggangkan udara ataupun medium yang berada di sekitarnya. Bunyi dapat diklasifikasikan menjadi 3 berdasarkan frekuensinya, diantaranya adalah.

·         Infrasonik, yang dimana memiliki frekuensi < dari 20 Hz. Biasanya dapat didengar oleh hewan seperti anjing, laba – laba, gajah.

·         Audiosonik, yang dimana memiliki frekuensi dari 20 – 20.000 Hz. Biasanya frekuensi yang seperti ini dapat didengar oleh manusia.

·         Ultrasonik, yang dimana memiliki frekuensi > dari 20.000 Hz. Biasanya dapat didengar oleh hewan seperti kelelawar.


1.2  Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian dari mata?

2.      Apa saja fenomena yang dapat ditemukan dalam bidang biologi?

3.      Apa permasalahan kontekstual pada bidang biologi?

4.      Bagaimana solusi dari permasalahan tersebut?

5.      Apa saja desain miniatur teknologi penyelesaiannya?

 

1.3  Tujuan

1.      Mengetahui pengertian dari mata

2.      Mengerti fenomena yang dapat ditemukan dalam bidang biologi

3.      Memahami permasalahan kontekstual pada bidang biologi

4.      Mengetahui solusi penyelesaiannya

5.      Meamahami desain miniatur teknologi penyelesaiannya


 BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian

 


Mata ialah alat pengelihatan yang penting bagi semua makhluk hidup,baik manusia ataupun hewan. Yang mana sebagian besar pengetahuan tentang dunia di sekeliling didapat melalui mata. Mata juga merupakan organ pengelihatan yang mendeteksi adanya cahaya. Hal sederhana yang dilakukan mata tak lain yakni mengetahui lingkungan sekitarnya terang atau gelap.

Mata merupakan anggota penting yang dimiliki manusia untuk melihat, jika pada mata terjadi gangguan, maka akibatnya pengelihatan dalam kehidupan sehari – hari akan terganggu. Berbagai gangguan pengelihatan tersebut dapat berupa gangguan ringan sampai gangguan yang parah. Gangguan parah tersebut seperti kebutaan.

Kebutaan pada mata merupakan puncak dari kelainan yang terjadi dalam mata. Kebutaan ini disebabkan karena penyakit seperti katarak, kelainan kornea, dan kelainan retina. Katarak sendiri merupakan kondisi kekeruhan yang terjadi pada lensa mata. Pada kondisi ini, katarak disebabkan oleh beberapa faktor seperti kelainan bawaan dan kecacatan pada area mata. Hal ini berakibat terjadinya kebutaan yang mana akan mengganggu fungsi mata itu sendiri.

Untuk itu, penting sekali bagi kita agar menjaga kesehatan pada mata. Yang mana dengan adanya mata kita dapat melihat dan mengetahui tentang dunia sekeliling yang didapat melalui mata. Dengan menjaga kesehatan mata ini berguna untuk kelangsungan fungsi pada mata.

 

B.     Permasalahan Kontekstual dalam Bidang Biologi


Pada permasalahan kali ini, saya membahas tentang permasalahan katarak yang terjadi pada mata. Katarak pada mata merupakan penyakit yang terjadi diarea sekitar lensa, yang mana lensa pada mata berubah warna menjadi keruh dan berawan. Kondisi ini terjadi karena protein pada lensa mata membentuk gumpalan yang mana menyebabkan lensa mata menjadi keruh dan sulit untuk ditembus cahaya.

Penyebab katarak pada mata umumnya terjadi akibat proses penuaan atau bisa juga terjadi trauma, yang mana menyebabkan perubahan fungsi pada jaringan mata. Dengan bertambahnya usia, lensa pada mata menjadi semakin tebal dan tidak fleksibel. Hal inilah yang menyebabkan gumpalan protein pada mata dan dapat mengurangi cahaya yang masuk ke retina mata. Perubahan lensa mata ini diawali dengan warna kuning kecoklatan ringan, yang mana perubahan warna pada lensa semakin bertambah seiring berjalannya waktu.

Pada kondisi mata normal, lensa mata yang bekerja dengan kornea untuk memfokuskan cahaya sampai pada ke retina. Selanjutnya retina tersebut mengirimkan sinyal berupa gambar yang diteruskan ke otak. Sedangkan pada mata orang yang mengalami katarak, terdapat lapisan keruh yang berada dalam lensa mata. Sehingga cahaya yang masuk tidak dapat menembus ke retina dan retina pun tidak dapat meneruskan gambar ke otak.

 

C.    Solusi Penyelesaiannya

Penyakit katarak dapat merusak jaringan pada mata, oleh karena itu kita harus menjaga kesehatan mata khususnya hal – hal yang dapat menyebabkan katarak. Untuk menjaga terjadinya katarak pada mata kita dapat melakukan hal – hal seperti, memeriksakan secara rutin pada dokterkesehatan mata untuk mengetahui perkembangan kesehatan pada mata, melindungi mata dari paparan sinar matahari menggunakan kacamata hitam.

Selain itu pencegahan katarak pada mata juga bisa dilakukan dengan menjaga pola makan, seperti makan – makanan yang banyak mengandung vitamin A. Selain itu, mengkonsumsi sayur – sayuran dan juga buah – buahan seperti, bayam yang mana sayuran ini memiliki kadar fitonutrien yang dapat mengembalikan kerusakan mata. Selain bayam, mengkonsumsi pepaya juga dapat menghilangkan dan mencegah terjadinya pengendapan plak.

Banyak hal untuk mencegah penyakit katarak, pemeriksaan rutin tiap 2 – 4 tahun sekali pada usia 40 tahun ke atas dan 1 – 2 tahun sekali untuk usia 65 tahun. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya katarak pada mata dan untuk mengetahui kesehatan mata setiap tahunnya. Oleh karena itu, pencegahan dilakukan semata – mata untuk menjaga kesehatan pada mata dan meminimalisir terjadinya penyakit berkelanjutan pada mata.

 

D.     Desain Miniatur Teknologi Penyelesaiannya


Phacoemulsification merupakan alat yang digunakan untuk mengobati katarak.  Teknik ini dilakukan dengan cara menghancurkan lensa yang mana terjadi katarak dengan gelombang suara frekuensi tinggi (ultrasound). Alat ini bekerja dengan cara membuat sayatan pada tepi kornea. Dengan adanya sayatan, alat khusus yang memancarkan gelombang ultrasound di masukkan ke dalam bola mata hingga mencapai pada lensa.

Gelombang suara pada alat ini dapat menghancurkan lensa, yang mana lensa tersebut terjadi katarak. Lensa yang sudah hancur kemudian dikeluarkan dari bola mata dengan menggunakan alat bantu lainnya. Selanjutnya, lensa buatan pengganti lensa tersebut dipasangkan di lokasi tempat lensa lama dikeluarkan.

Setelah operasi tersebut selesai, luka sayatan pada tepi kornea akan menutup dengan sendirinya. Keuntungan dalam menggunakan alat ini yakni keruhan pada lensa mata dapat dibersihkan. Selain itu penggunaan alat ini juga dapat meminimalkan rasa nyeri akibat operasi. Waktu yang diperlukan untuk penggunaan alat ini sekitar kurang lebih 15 menit, yang mana mata dapat melihat dengan normal kembali.


 

BAB III

PENUTUP

3.1  Kesimpulan

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa katarak merupakan penyakit yang dapat menyebabkan kebutaan. Hal ini ditandai dengan adanya warna keruh pada lensa mata. Sehingga cahaya yang masuk tidak dapat menembus ke retina mata. Faktor terjadinya katarak yakni akibat proses penuaan dan trauma yang terjadi, sehingga dapat mengganggu proses kerja pada jaringan mata.

Selain itu kita juga dapat mengetahui cara mencegah dan mengobati katarak dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi dan mengkonsumsi sayur serta buah – buahan untuk mencegah terjadinya katarak. Mengobati katarak yang sudah terlalu parah dapat digunakan dengan cara operasi menggunakan alat Phacoemulsification.

 

3.2  Saran

Saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh diatas kata sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang berkontribusi, baik dari dosen pembimbing maupun dari teman – teman sekalian. Kritik dan saran ini sangat berguna untuk saya agar dalam pembuatan makalah selanjutnya dapat disusun dengan baik lagi kedepannya.


DAFTAR PUSTAKA


https://www.seluncur.id/pengertian-sains/

http://dharmawangsa.ac.id/public/upload/03.%20Agnes%20Renostini%20Harefa,%20S.Si.,%20M.Pd.pdf

http://repository.uki.ac.id/2648/1/ModulBiofisika.pdf

https://www.halodoc.com/kesehatan/katarak

https://www.klinikmatanusantara.com/id/ketahui-lebih-lanjut/info-kesehatan-mata-dari-kmn-eyecare/artikel/penyebab-katarak/

https://nakita.grid.id/read/021726556/tanpa-biaya-mahal-ini-sederet-obat-alami-untuk-mengobati-katarak?page=all

http://rsikotamagelang.com/pelayanan/operasi-katarak/

https://www.alodokter.com/operasi-katarak-ini-yang-harus-anda-ketahui

https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/gelombang-bunyi-klasifikasi-sifat-gelombang-bunyi-dan-penerapannya

Komentar